Minggu, 11 Oktober 2009

DILEMA ROKOK

Begitu mendengar kata rokok, sepintas saya mengartikannya sebagai "kegiatan membakar uang". Betapa disayangkan uang yang kita peroleh dengan susah payah hanya dipergunakan untuk membeli sebatang atau pun sebungkus rokok, yang bila sudah dibakar dan dihisap tidak sampai 15 menit sudah habis dan hanya bersisa debu.

Beberapa orang terdekat saya yang merokok mengatakan "merokok adalah kepuasan tersendiri". Tidak sedikit juga mereka yang merokok memberikan alasan untuk menghilangkan jenuh, gaya hidup dan sebagainya. Padahal saya yakin mereka yang merokok mengetahui akan bahaya rokok tersebut.
Bukan orang yang merokok saja yang akan terkena bahaya terhadap berbagai macam penyakit, tapi juga orang-orang disekitar perokok juga akan mendapatkan akibatnya. Padahal pada kenyataannya tidak sedikit artikel yang membahas akan bahaya merokok sampai di kemasan bungkus rokok pun terdapat peringatan akan bahaya merokok.

Satu hal yang membuat saya bertanya "Mengapa pemerintah memperbolehkan pabrik rokok berdiri ? ". Padahal dengan adanya pabrik rokok tersebut membuat masyarakat semakin konsumtif akan barang ini. Sedangkan apabila pabrik rokok tidak ada, maka kemungkinan besar angka kematian yang disebabkan dari efek negatif merokok akan menurun.
Tapi yang menjadi pikiran saya sekarang, bila pabrik rokok sudah tidak ada maka tingkat penggangguran akan meningkat tajam, karena tidak dapat dipungkiri bahwa pabrik-pabrik rokok mampu menyerap tenaga kerja dengan banyak.

Lalu sebaiknya harus bagaimana????